Senin, 14 Oktober 2019

Circumcision With Its Unique Tradition




Tradisi khitanan di indonesia ini beragam-ragam, karna setiap daerahnya mempunya adat atau tata cara pelaksanaannya yang unik-unik.
Khitanan adalah salah satu kewajiban bagi laki-laki muslim, yang dilakukan pada saat masih kecil.
Nah, disini salah satu daerah di NTB tepatnya kabupaten sumbawa besar kecamatan utan khususnya desa pukat. Hari itu, cucu dari ibu sawiyah (mama saya sendiri) yang masih kelas satu SD di khitan bersamaan dengan tujuh bulanan menantu ibu sawiyah. 
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai adat atau tradisi nenek moyang yang di pimpin oleh sandronya yaitu nenek inja, beliau sudah berpuluh-puluh tahun mengurus hal seperti itu dan kegiatan-kegitan lainnya seperti nikahan.
Salah satu hal yang wajib ada adalah air laut yang di ambil di laut poto tano tempatnya di labuhan bajo. Dalam legiatan apapun pengambilan air laut tersebut tidak sembarangan orang dan memiliki tata cara dan pantangan yaitu:
1. membawa payung
2. membawa makanan yang di buat sesuai adat dan pisang
3. sandronya tidak boleh berbicara sampai tempatnya
4. pengambilan air menggunakan botol dan pengambilan batu-batu kecil
5. pelemparan batu-batu tersebut ke pintu rumah untuk segera di buka
air laut itu digunakan untuk dipandikan kepada yang di khitan atau yang tujuh bulanan atau yang menikah.
Setelah beberapa hari selesai khitanan maka di bawah lagi ke poto tano itu untuk dipandikan sesuai dengan perintah sandronya dengan ketentuan membawa:
1.  membawa makanan yang sesuai tradisi dan pisang
2.  membawa telur mateng
3.  membawa ayam hitam
4.  membawa kelapa yang telah di parut untuk di keramas
5.  membawa lilin

ayam yang di bawah ke laut akan dibawah pulang dan di kasih ke sandronya, makanan dan pisangnya di hanyutkan ke laut dan bisah stelah itu di ambil oleh orang lain yang sedang menunggu, lilinnya di nyalakan untuk mengiringi berjalannya acara tersebut, dan kelapa parut itu di keramaskan kepada keluarga-keluarga yang ingin ikut dipandikan bersama yang di khitan, setelah keramas sandronya menyiramkan air laut di atas kepala satu-satu sambil orang yang di siram melemparkan telur yang di pegang tersebut kearah laut.
Nah, itulah salah satu tradisi dari desa pukat yang sekirannya banyak orang yang belum tau akan tradisi-tradisi yang ada.

#indahnyatradisi

Flag Counter

0 komentar:

Posting Komentar

 
Rahmatullahtola Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template