Nama Pantai Kertasari di Kabupaten
Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, boleh jadi masih terdengar asing di telinga
banyak orang. Padahal, oleh sementara penggila selancar nonpemula dari luar
negeri, pantai yang juga mereka sebut K-Land ini menjadi salah satu destinasi
selancar favorit.
Angin sering menerpa wajah saat kami
mencapai puncak bukit di ujung Desa Labuan Kertasari, Kecamatan Taliwang, suatu
siang, pertengahan Februari. Melepas pandang ke bawah, gulungan ombak
berkejaran menghantam garis pantai yang dikepung gugusan bukit hijau. Mata kian
dimanjakan gradasi warna air laut berwarna kehijauan di bagian tepi hingga
berubah biru tosca semakin ke tengah.
Dari kejauhan, nampak empat orang
asyik mengendarai papan selancar di atas ombak. Tiga orang lain terlihat
merekam aksi mereka dari tepi pantai. Tak nampak wisatawan lain selain mereka.
Pantai ini belum sepenuhnya terjamah.
Namun, gulungan keras ombak dipadu
bentangan pasir putih di teluk sunyi seperti ini sungguh tempat tepat memompa
nyali. Tidak seperti pantai lain yang akses jalannya terbuka, areal Pantai
Kertasari cukup unik karena berbatasan langsung dengan kebun jagung milik
warga. Namun, tetap ada pintu kecil bagi wisatawan yang berniat mengunjungi
pantai dengan melintasi kebun jagung tersebut.
Memasuki bibir pantai, tampak pasir
pantai berwarna putih berpadu dengan gradasi merah muda kecoklatan. Selain
dikelilingi gugusan bukit dan bebatuan, hamparan hutan bakau di beberapa bagian
pantai kian menambah teduh suasana. Tampak pula beberapa pulau kecil tak
berpenghuni.
Kertasari terletak sekitar 25
kilometer arah barat pusat kota Taliwang, ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat.
Ditempuh sekitar 45 menit, jalur menuju Kertasari masih relatif sempit, hanya
selebar sekitar 4 meter. Wisatawan dengan kendaraan roda empat harus berjalan
pelan setiap berpapasan dengan mobil lain dari arah berlawanan. Jalan yang
dilintasi berliku-liku membelah perbukitan.
Pada 5 kilometer pertama, terdapat
banyak tempat pengolahan emas rakyat di kanan-kiri jalan. Setelah itu, mata akan
disejukkan dengan pemandangan hamparan sawah. Seperti halnya daerah-daerah yang
masih mulai membangun destinasi pariwisatanya, akses jalan menuju Pantai
Kertasari masih jelek. Jalan yang dilintasi banyak lubang dan berdebu.
Untuk itu, bagi Anda yang menggunakan
sepeda motor, jalan lupa memakai kacamata dan masker. Namun, udara beranjak
segar kala kian dekat daerah pantai. Angin berembus kian kencang. Dahan nyiur
melambai-lambai di tepian jalan seolah memberi ucapan selamat datang. Sebelum
sampai di Pantai Kertasari, kami melintasi perkampungan nelayan dan petani
rumput laut di Desa Labuhan Kertasari.
Jika Anda berkunjung saat musim panen
raya, akan terlihat aktivitas mereka menjemur rumput laut di atas para-para
(papan bambu). Untuk menuju Pantai Kertasari dari Desa Labuhan Kertasari ini,
harus melintasi perbukitan yang cukup terjal dan curam.
Namun, rasa gerah dan lelah langsung
terbayar lunas begitu sampai di puncak bukit dan menatap elok panorama pantai
dari atas. Namun, jangan kaget jika Anda lebih banyak menemui wisatawan asing
ketimbang wisatawan lokal di pantai ini.
Seperti siang itu, di satu sudut
pantai berkarang, Maxim (30) sedang duduk sambil memegangi ujung kakinya yang
berdarah. Matanya mengamati aksi keempat rekannya yang berusaha menaklukkan
ombak dengan papan selancar.
”Tadi waktu manuver, jatuh dari
papan, terus kena karang,” ucap wisatawan asal Rusia itu lalu tertawa
kecil.
Dia mengatakan, karakter ombak dan
lanskap (bentang alam) Pantai Kertasari sangat menantang. Bahkan, katanya,
Kertasari sering menjadi tempat latihan bagi pelancar semiprofesional seperti
beberapa temannya. Bagi pehobi berat olahraga selancar ini, Kertasari memiliki
tingkat kesulitan cukup tinggi.
Sebab, meskipun berada di ceruk
bukit, ombaknya cukup keras, apalagi di bagian pantai yang tidak terlindung
ceruk. Peselancar juga harus berhati-hati karena beberapa bagian dasar pantai
terdapat struktur bebatuan yang bisa melukai kaki mereka. ”Untuk peselancar
pemula, tingkat kesulitan di sini cukup tinggi. Tetapi, bagi yang memang suka
tantangan seperti saya, kondisi seperti ini justru bikin kecanduan,” ucap Maxim
yang datang bersama enam rekannya asal Rusia tersebut.
Turis-turis asing dan penghobi
selancar seperti Maxim rupanya mulai bosan dengan pantai-pantai di Pulau Bali
dan Lombok, termasuk trio gili Trawangan-Meno-Air. Mereka mulai mencari
pantai-pantai lain yang relatif masih ”perawan” dengan lanskap eksotik dan
ombak menantang.
Terlebih, menurut Maxim, di sekitar
Pantai Kertasari terdapat sembilan titik lokasi yang dapat dijadikan tempat
berselancar para peselancar, mulai dari tingkat pemula hingga
profesional.
Bagi Benjamin (26), pelancong asal
New Zealand, berselancar di tempat sunyi layaknya Kertasari lebih nyaman
ketimbang lokasi lain yang sudah ramai.
”Pantai K-Land ini banyak
direkomendasikan para pelancong dan peselancar. Saya sendiri tahu pantai ini
dari salah satu foto di buku Lonely Planet (buku panduan traveling) edisi
Asia,” ucap wisatawan yang baru pertama kali ke Kertasari itu.
Wisnu (24), pemandu selancar lokal,
berujar, Pantai Kertasari dikenal pelancong sejak 2008. Selain selancar,
aktivitas lain yang bisa dilakukan di Kertasari antara lain memancing,
snorkeling, selam bebas, dan sepeda gunung.
Terumbu karang di sekitar pantai ini
juga sangat terjaga sehingga memungkinkan penduduk di sekitarnya membudidayakan
rumput laut. Animo kunjungan ke Kertasari kian meningkat sejak investor asal
Rusia membangun Whales & Waves Resort, resor ramah lingkungan bernuansa
tradisional di tepi jalan menuju Kertasari.
Wisatawan yang singgah ke Pantai
Kertasari umumnya menempuh perjalanan dengan feri dari Pelabuhan Kayangan
(Lombok Timur) ke Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa Barat). Feri rute ini beroperasi
hampir setiap jam selama sehari penuh.
Hanya saja, jangan harap Anda
mendapatkan warung atau rumah makan lain di sekitar pantai ini. Jadi, siapkan
perbekalan Anda dari Taliwang.
Di sekitar pantai ini, ada beberapa
gili (pulau kecil) tidak berpenghuni, seperti Gili Kura-kura, Gili Satu, Gili
Dua, dan Gili Sarang yang dapat disinggahi dengan menyewa perahu.
Dari pengalaman sejumlah wisatawan,
aktivitas yang tidak boleh dilewatkan adalah duduk di hangatnya pasir pantai
saat senja sambil menatap matahari yang perlahan terbenam di cakrawala.
Kertasari dengan keindahannya yang mampu memikat mata
yang melihatnya, dengan ombak dan pemandangan indah serta di dukung dengan tradisi
dari Desa Kertasari tersembut membuat wisatawan betah untuk menetap disana,
sehinggah membuat keuntungan tersendiri bagi masyarakat Desa Kertasari karna
pemukimannya sudah mampu dikenal banyak orang dan mampu juga membuka lowongan
pekerjaan bagi masyarakat setempat.
#mentaridansenja_kertasari
0 komentar:
Posting Komentar